Profil dan Perjalanan Perjuangan Musonif Penulis Syarah kitab Al-Hikam (Syekh Abdullah Bin Hijazi Assarqawi)
Beliau adalah al-Imam al-Syaikh Abdullah bin Hijazi bin Ibrahim al-Syafi’i al-Azhari al-Syarqawi. Lahir di desa al-Thawilah Propinsi Syarqiyah pada tahun 1150 H/1737 M. Setelah menghafalkan al-Qur’an di desa beliau berangkat ke Kairo untuk menimba ilmu di al-Azhar.
Di al-Azhar beliau menimba ilmu kepada para ulama terkemuka sehingga beliau menjadi mufti madzhab Syafi’i. Kemudian beliau menapak jalan sufi dengan berguru kepada Syaikh al-Kurdi. Beliau hidup bersahaja dan sederhana meskipun telah dikelilingi harta dunia.
Tahun 1218 H/1793 beliau diangkat menjadi Syaikh al-Azhar menggantikan Syaikh Ahmad Musa al-‘Arusi. Pada Masa kepemimpinan beliau Mesir dijajah oleh Perancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. Syaikh Abdullah al-Syarqawi adalah salah satu dari sepuluh ulama Dewan Syuro Mesir yang berusaha didekati Napoleon. Beliau menasehati hakim Mesir saat itu untuk bersikap adil kepada rakyat dan tidak membebani mereka dengan pajak yang tinggi. Atas saran beliau juga, hakim Mesir mengirimkan surat kepada Napoleon untuk memberi penghormatan secara militer kepada para ulama dan memuliakannya.
Napoleon Bonaparte takjub dengan kepribadian para ulama al-Azhar yang dikepalai oleh Syaikh Abdullah al-Syarqawy. Dia juga kagum terhadap Islam dan ajaran-ajaran Nabi Muhammad Saw, terutama setelah dia pulang dari Syam. Napoleon mengatakan bahwa dirinya mencintai Islam, mengagungkan Nabi Muhammad Saw, menghormati al-Qur’an dan membaca setiap hari. Di Mesir dia bermaksud membangun masjid terbesar di dunia dan ingin pula dia memeluk agama Islam.
Napoleon mengatakan bahwa jika dirinya masuk Islam maka dia akan mampu untuk mengislamkan seluruh tentaranya. Dalam sebuah pertemuan dengan para ulama al-Azhar Napoleon meminta Syaikh al-Syarqowi berfatwa kepada rakyat Mesir untuk taat dan patuh kepada dirinya. Kemudian Syaikh al-Syarqawi menegaskan kepada Napoleon bahwa jika dia masuk Islam maka seratus ribu tentara Arab akan berada di bawah benderanya dan membantunya menaklukkan dunia Timur. Namun Allah berkehendak lain, Napoleon tidak masuk Islam.
Kedudukan Syaikh al-Syarqawi sangat diperhitungkan oleh penjajah Perancis. Seringkali beliau membela rakyat dan pemimpin Mesir dari tindasan penjajah, walaupun pada akhirnya Perancis tahu kalau beliau bersekongkol dengan tokoh-tokoh Mesir yang lain untuk memberontak kepada Perancis. Beliau dijebloskan ke dalam penjara al-Qal’ah, namun tidak lama kemudian dibebaskan karena pihak Perancis membutuhkan beliau.
Setelah Perancis meninggalkan Mesir, rakyat Mesir ditindas oleh orang-orang Turki Utsmani, orang-orang Kurdi dan orang-orang Dinasti Mamalik. Rakyat berbondong-bondong meminta perlindungan kepada Syaikh al-Syarqawi. Akhirnya beliau bersama para ulama dan ribuan rakyat Mesir menurunkan pemimpin Mesir Hurshid Pasha dan mengangkat Muhammad Ali sebagai pemimpin yang baru. Saat itulah rakyat Mesir pertama kali memilih pemimpinnya sendiri. Namun sayang Muhammad Ali ternyata bukan pemimpin yang baik, dia congkak dan tidak amanah.
Meskipun keadaan Mesir saat itu berkecamuk, namun Syaikh Abdullah al-Syarqawi tetap aktif menulis. Karya-karya beliau, diantaranya:
-Al-tuhfah al-bahiyyah fi thabaqat al-syafi’iyah
-Al-aqaid al-masyriqiyyah (tauhid)
-Al-Jawahir al-saniyah fi syarhi al-aqaid al-masyriqiyyah
-Hasyiyah al-Syarqawi
-Hasyiyah ala syarh al-Hudhudi
-Syarh hikam ibn Athoillah al-Sakandari
Salah satu jasa beliau adalah membangun ruwaq Syarqawiyah di masjid al-Azhar. Hidup beliau diabdikan untuk al-Azhar dan rakyat Mesir, hingga akhirnya beliau wafat pada hari Kamis 2 Syawwal 1227 H.
Sumber: al-Azhar al-Syarif fi dhaui sirati a’lamihi al-ajilla, karya Dr. Abdullah Salamah Nasr dan sumber-sumber yang lain.
Komentar
Posting Komentar