Taqdir dan Do'a + Ikhtiar
Ada kisah menarik di balik hadist ini,
Rasulullah SAW, bersabda :
"Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan Allah) kecuali doa dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat kebaikkan." (HR Tirmidzi, HR. Ibnu Majah)
Hadist di atas dapat mencerahkan kehidupan manusia berdasarkan pengalaman hidup masing-masing, ketika mengalami hal yang kurang pas dalam hidupnya.
Ada seorang pemuda (klien) yang konsultasi kpd saya tentang pengalaman hidupnya dalam mendapatkan jodoh dari hal yang pada mulanya memberikan harapan baik namun akhirnya mengecewakan baginya ( merasa tertipu). tetapi hal itu diterimanya menjadi taqdir dalam hidupnya. menurutnya jodoh itu tidak selalu dengan jalan baik namun bisa dengan jalan tidak baik. seperti yang dialaminya.
Dia menceritakan kisahnya secara singkat. Dia saat itu belum kepikiran dan berniat Rumah tangga (Menikah) karena belum matang secara psikis dan belum mampu secara materi untuk menafkahi keluarga. Tiba - tiba ditengah perjalan dalam pendidikanya, ada seorang ibu menghampirinya dan tertarik untuk menjodohkannya dengan putrinya dengan melakukan pendekatan kepada gurunya, temannya dan mengunjungi orang tuanya tanpa sepengetahuan dirinya. bahkan tidak hanya itu, ibu tersebut membujuknya, jika mau menikah dengan putrinya, ibu tersebut menjangjikan akan membangunkan rumah tinggal bersama putrinya, asal mau nikah dengan putrinya, menjangjikan akan mempasilitasi usaha untuk menghidupi putrinya. tapi hal itu di tolaknya dengan halus.
Ibu tersebut tidak menyerah terus berusaha membujuknya dengan berbagai cara. akhirnya pemuda tersebut luluh hatinya melihat perhatian dan kebaikan ibu tersebut dan terbujuk rayu ibu tersebut dan menerima untuk menikah dengan putrinya.
Setelah menikah dan berada di tengah- tengah keluarga ibu tersebut, dia baru sadar dan tahu persis kedaan keluarga tersebut yang sebenarnya, tidak sesuai dengan apa yang dia lihat selama ini, dan tidak mungkin ibu tersebut mampu menunaikan jangji tersebut. Setelah melihat dan mengetahui itu semua, dia tidak lari meninggalkan keluarga tersebut, padahal dia belum matang untuk menjadi kepala keluarga, dia mempersilahkan putri ibu tersebut untuk memilih ikut bersamanya atau bersama ibunya. tapi putrinya lebih memilih ikut bersamanya. Dia betanggung jawab terhada putri ibu tersebut yang kini menjadi istrinya meskipun telah "tertipu" oleh ibunya.
Jangji dan harapan ibu tersebut semuanya tidak terwujud. Tapi Allah mewujudkanya dengan tanggung jawab, kemandirian pemuda tersebut terhadap putri ibu tersebut yang telah menjadi istrinya untuk mewujudkan apa yg dijangjikan ibu tersebut. Setelah beberapa tahun kemudian, berkat kegigihan dan kemandirian pemuda tersebut bersama istrinya mampu mewujudkan jangi yang tidak ditunaikan oleh ibu tersebut. bahkan sampai saat ini rumah tangganya pun langgeung sampai dikaruniai anak- anak dan memiliki kehidupan yang layak dan bahagia.
Kisah pemuda ini sangat inspiratif. Kita dapat mengambil pelajaran dari kisah ini diantaranya:
1. Taqdir Allah itu jangan disesali tetapi dijalani karena dibelakangnya ada kebaikan yang tersimpan (berdo'a + ikhtiar)
2. Hindari membuat jangji kepada orang lain yang tidak realistis (jujur)
3. Harus mandiri / Jangan menggantungkan kehidupan kepada orang tua ketika sudah berkeluarga (kebaikan)
4. Jadilah kepala keluarga yang Bertanggung jawab terhadap keluarga tanpa mempermasalahkan masa lalu (kebaikan)
5. Selalu bersyukur atas ni'mat dan tafakur atas kehidupan yang dialami (kebaikan)
Semoga kita bisa mengambil hikmah dan manfaat dari kisah tersebut, Aamiin..
Komentar
Posting Komentar