Esai Persepsi Masyarakat Tentang Covid 19
Ada beberapa persepsi yang berbeda di masyarakat tentang Pandemi covid 19, mereka berpendapat bahwa Pandemi merupakan sekenario elite global. Mereka mengatakan susah melawan elite global. Semuanya sudah di persiapkan dg matang.
Yangg membuat Pandemi itu, cara Penanganan covid yg digiring ke panik. Hal ini jadi pemicu orang2 yg punya riwayat penyakit shock/ the end. Dan yang tidak punya riwayat penyakit juga bisa the end ketika dampak kepanikan nya tinggi.
Tanda2 Covid itu ada sebelum tahun 2019, hanya saja belum ada labelnya. Buktinya dari yg positif covid, lebih dari 90% sembuh.
Banyak inkonsistensi dan tidak logis, tidak ilmiah prihal aturan penanganan covid.
1. Dulu aturan di mobil duduk jangan berdampingan meskipun satu keluarga. Tetapi di rumahnya mereka berdampingan.
2. Jalan2 waktu malam di jaga ketat/ penutupan jalan, padahal mobilisasi manusia sedikit.
3. Kerumunan yang durasinya lama(ex wisata, pasar ) di boleh kan, sementara ibadah durasi yg sebentar di larang.
4. Surat pemeriksaan hasil alat genose (buatan Indonesia) sekarang tidak diperbolehkan menjadi syarat bepergian jauh (harus dg pcr dan atau antigen saja) dan lain sebagainya.
Vaksinasi tidak menjamin kebal terhadap Covid, karena menjaga imunitas itu tanggung jawab masing-masing dengan menjaga pola hidup yang baik.
Meskipun sudah di vaksin, jika pola hidup nya tidak baik, akan kena covid juga. Sebaliknya meskipun tidak di vaksin, tapi pola hidupnya baik, maka akan kebal dari Covid
Tapi perlu dipertimbangkan jika tidak ikut program vaksinasi yang lagi gratis. Karena ke depan pemerintah akan mewajibkan bukti sertifikat vaksinasi sebagai syarat:
1. Pembuatan/perpanjang paspor (umroh, haji, wisata)
2. Syarat melamar/ bekerja di sektor-sektor korporasi
3. Syarat mendapatkan fasilitas dari negara.
Makanya banyak yang ikut vaksinasi karena salah satu alasan berikut ini:
1. Hanya ingin bebas / kebal dari covid 19
2. Hanya ngin sertifikat vaksinasi
3. Hanya ikut aturan pemerintah saja.
Yang dimaksud pola hidup Yg baik, di antaranya:
1. Pikiran yang bahagia, tenang (pandai bersyukur)
2. Makan yg cukup
3. Istirahat yg cukup
4. Olah raga yg cukup
5. Ibadah sesuai kepercayaan masing-masing
6. Menjalankan nilai-nilai Pancasila
Komentar
Posting Komentar